Minggu, 25 November 2012

jenis-jenis paragraf jurnalistik



E. JENIS-JENIS PARAGRAF JURNALISTIK
Paragraf berdasarkan jenisnya, dikelompokkan kedalam: (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf campuran, (4) paragraf perbandingan, (5) paragraf pertanyaan, (6) paragraf sebab-akibat, (7) paragraf contoh, (8) paragraf perulangan, dan (9) paragraf definisi (tarigan, 1981:30-34).
1.      Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat utama disusul dengan penjelsaan atau uraian secara lebih perinci dengan mengikuti pola urutan pesan dari umum ke khusus, disebut paragraf deduktif.
2.      Paragraf induktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat penjelas yang menekankan bagian-bagian atau unsur-unsur terkecil disusul dengan penjelasan bagian-bagian yang lebih besar kemudian diakhiri dengan kesimpulan atau kalimat penegas, disebut paragraf induktif. Dalam paragraf induktif urutan pesan dimulai dari khusus ke umum.
3.      Paragraf campuran
Paragraf campuran sesungguhnya merupakan gabungan beberapa unsur paragraf deduktif dan paragraf induktif. Bahasa jurnalistik, kurang menyukai paragraf campuran karena cenderung menyulitkan pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk cepat mengambil kesimpulan mengenai pokok pikiran yang terdapat dalam suatu paragraf.
4.      Paragraf perbandingan
Suatu paragraf disebut sebagai paragraf perbandingan apabila kalimat utama yang biasanya ditempatkan pada awal paragraf, membandingkan dua hal mengenai unsur-unsur sifat atau keadaan yang tedapat didalamnya.
5.      Paragraf pertanyaan
Yang disebut paragraf pertanyaan adalah paragraf yang bertujuan untuk mempertanyakan atau menggugat sesuatu dengan mengajukan kalimat pertama atau kalimat kedua diawal paragraf jurnalistik.
6.      Paragraf sebab-akibat
Paragraf yang disusun berdasarkan urutan logis disebut paragraf sebab-akibat. Artinya, kalimat utama dalam paragraf dikembangkan kedalam urutan sebab dan akibat.
7.      Paragraf contoh
Paragraf yang disusun dengan menunjukkan banyak contoh pada kalimat utama, kalimat pengembang, dan kalimat penjelas, disebut paragraf contoh.
8.      Paragraf perulangan
Paragraf yang melakukan perulangan kata, istilah, frasa, atau klausa, dalam susunan kalimat yang berbeda tetapi masih dalam satu paragraf jurnalistik yang sama, disebut paragraf perulangan. 


9.      Paragraf definisi
Paragraf yang menunjukkan suatu istilah atau konsep pada kalimat utama dan istilah atau konsep itu masih memerlukan uraian serata penjelasan perinci pada kalimat-kalimat berikutnya, disebut paragraf definisi.



F. KUALITAS PARAGRAF JURNALISTIK
Manurut seorang pakar bahasa, kriteria kualitas paragraf menunjuk kepada enam hal, yaitu (1) isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja, (2) isi paragraf relevan dengan isi karangan, (3) paragraf harus menyatu dan padu, (4) kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna, (5) struktur paragraf harus bervariasi, dan (6) paragraf tertulis dalam bahasa indonesia yang benar dan baik (tarigan, 1981:36). Dalam buku ini, sesuai dengan perspektif bahasa jurnalistik, saya tambahkan tiga lagi sehingga jumlahnya menjadi sembilan, yaitu (7) singkat dan padat, (8) logis dan sistematis, dan (9) memiliki karakter yang khas.
1.      Satu hal saja
Paragraf jurnalistik yang baik hanya memusatkan bahasan pada satu hal atau satu ide saja. Seorang penulis atau jurnalis, ibarat sedang memotret, harus dapat mengambil objek bidikannya secara fokus. Dengan pemotretan terfokus dan sudut pengambilan yang tepat, maka gambar yang dihasilkan akan terlihat tajam, tegas, jelas, dan berkarakter.
2.      Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok bahasan. Tidak meyimpang dari topik. Paragraf yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi paparan karya jurnalistik yang disusun dan disajikan oleh penulis atau jurnalis (Sumadiria, 2004:31).
3.      Menyatu dan padu
Paragraf jurnalistik harus memenuhi prinsip kesatuan (unity) dan prinsip pertautan (coherence). Prinsip kesatuan mencakup tiga unsur. Sifat, isi, tujuan. Artinya, masalah apapun yang kita kupas dalam karya jurnalistik tidak boleh keluar dari koridor ini.
4.      Jelas dan sempurna
Kalimat utama yang terdapat dalam paragraf jurnalistik harus dikembangkan dan diperinci dengan jelas dan sempurna. Tidak boleh terjadi, kalimat-kalimat yang ada dalam satu paragraf menunjukkan adanya pertentangan dengan kalimat utama atau bahkan menegasikannya.
5.      Harus bervariasi
Paragraf jurnalistik harus bervariasi. Ini syarat mutlak. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Variasi pada jurnalistik terletak pada pilihan kata atau diksi, penempatan frasa atau klausa.
6.      Benar dan baik
Bahasa jurnalistik merujuk sekaligus tunduk kepada kaidah bahasa baku. Pertama, bahasa jurnalistik harus benar menurut kaidah tata bahasa. Kedua, bahasa jurnalistik juga harus baik menurut pertimbangan situais dan kondisi sosiologis, psikologis, dan etis.
7.      Singkat padat
Singkat berarti hanya menggunakan kata-kata yang penting, terukur, fungsional. Singkat dengan demikian bisa diartikan tidak boros kata-kata, seperlunya saja. Sedangkan padat, berarti sarat informasi.
8.      Logis dan sistematis
Seluruh uraian yang terdapat dalam paragraf jurnalistik harus logis. Logis berarti sesuai dengan atau dapat diterima menurut pertimbangan akal sehat (common sense). Logis kata-katanya,logis frasa dan kalausanya, logis kalimat-kalimatnya. Kelogisan itu juga tersaji secar sistematis. Sistematis berarti deretan kata dan kalimat yang terdapat dalam setiap paargraf jurnalistik, tertata dengan baik, runtut, bagaikan aliran air sungai dari hulu ke hilir.
9.      Memiliki karakter khas
Karakter itu hanya mungkin muncul dalam paragraf-paragraf jurnalistik apabila kita sebagai penulis atau jurnalis, sejak awal memiliki dan mengembangkan karakter atau gaya penulisan yang khas.

1 komentar:

  1. untuk masukan , sebaiknya gaya tulisannya diganti dengan gaya yang mudah untuk dibaca , bisa menggunakan times new roman

    BalasHapus